|
KATA
PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
junjungan besar Nabi Muhammad SAW, karena berkat berkah dan hidayah-Nya kita
dapat menyelesaikan makalah inovasi Pembelajaran Matematika tentang “Model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)” ini dengan lancar tanpa
hambatan suatu apapun.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan makalah
ini sangat kami harapkan. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan
dan pertimbangkan guna penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Lamongan, 22 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
v Halaman Judul
v Kata Pengantar……………………………………………………………. i
v Daftar isi…………………………………………………………………... ii
v BAB I ( PENDAHULUAN )
Ø A. Latar
Belakang……………………………………………………. 1
Ø B. Rumusan
Masalah………………………………………………… 2
Ø C. Tujuan Pembahasan………………………………………………. 3
v BAB II ( PEMBAHASAN )
Ø A. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative
Integrated Reading
and
Composition…………………………………………………. 4
Ø B. Komponen-komponen
dalam pembelajaran CIRT .……………… 6
Ø C. Kegiatan
pokok pembelajaran……………………………………. 7
Ø D. Penerapan
Model Pembelajaran CIRT.………………………….. 7
Ø E. Manfaat
Model Pembelajaran CIRT……………………………... 9
Ø F. Evaluasi Materi yang cocok
untuk SMP/SMA dengan Model
CIRT………………..……………………………………………. 9
v
BAB III ( PENUTUP )
Ø A. Kesimpulan ……………………………………………………… 10
Ø B. Saran ……………………………………………………………... 10
v Daftar Pustaka…………………………………………………………..... 11
v Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tujuan
pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu
siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri.
Metematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Dengan
adanya pendidikan matematika di sekolah dapat mempersiapkan anak didik agar
menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam
menghadapi ilmu pengetahuan lainnya.
Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan pada
pendidikan dasar atau pendidikan menengah. Dalam pedoman penyusunan kurikulum
matematika pada pendidikan dasar, antara lain agar siswa memahami konsep
matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat serta sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu atau kritis,
perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri alam pemecahan masalah.
Adapun
untuk pelajaran matematika, penilaiaan diarahkan untuk mengukur kemampuan,
diantaranya:
1.
Pemahaman konsep, siswa mampu mendifinsikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari sikap.
2. Prosedur,
siswa mampu mengenali prosedur atau proses penghitungan yang benar dan tidak
benar.
3. Komunikasi,
siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan,
tertulis dan mampu mendemontrasikan.
4.
Penalaran, siswa mampu memberikan alasan induktif dan
deduktif.
5.
Pemecahan masalah, siswa mampu memahmi masalah, memilih
stategi penyelesaian. Indikasi masalah dalam matematika adalah agar siswa mampu
memecahkan masalah yang dihadapai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mempelajari matematika siswa selalu dihadapkan pada masalah matematika yang
tersetruktur, sistematis, dan logis yang membiasakan siswa untuk mangatasi
masalah yang timbul secara mandiri dalam kehidupannya tanpa harus meminta
bantuan kepada orang lain.
Kemampuan
pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang
berbentuk uraian, karena soal yang berbentuk uraian kita dapat melihat
langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga
pemahaman siswa akan memecahkan masalah dapat diukur. Bentuk lain dalam
pemecahan masalah dalam pembelajaran ini adalah soal cerita. Berdasarkan buku-buku
penunjang pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum, banyak dijumpai
soal-soal cerita hampir pada setiap materi pokok. Karena soal cerita merupakan
soal yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan lebih ditekankan pada
ketajaman intelektual anak sesuai dengan kenyataan yang mereka hadapai. Banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami setiap kalimat dalam soal cerita,
misalkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan, kurang bisa menghubungkan
secara fungsional unsur-unsur yang diketahui untuk menyelesaikan masalah, serta
memisalkan unsur sesuai dengan aturan yang berlaku.
B. RUMUSAN
MASALAH
Rumusan
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa yang di maksud dengan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC?
2. Bagaimana
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC?
3.
Apa saja kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC?
4.
Apa saja manfaat dari metode model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC?
5.
Apa materi yang cocok untuk di terapkan dengan metode
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan
dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC.
2.
Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam
menerapkan metode pembelajaran koperatif tipe CIRC.
3.
Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan
metode pembelajaran koperatif tipe CIRC.
4.
Untuk mengetahui apa saja manfaat metode pembelajaran
kooperatif tipe CIRC.
5.
Untuk mengetahui materi yang cocok menggunakan metode
pembelajaran koperatif tipe CIRC.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
Menurut
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama
dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan
dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai
tujuan belajar. Serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perencana
pembelajaran dan bagi para pendidik dalam merencanakan dan melaksanankan
aktifitas belajar mengajar.
Roger
dan David Johnson dalam Anita Lie menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok
dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur
model pembelajaran gotongroyong harus ditetapkan. Kelima unsur tersebut antara lain:
1.
Saling ketergantungan positif
Untuk
menciptakan kerja kelompok yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya
sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka, dengan cara ini mau tidak
mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar
yang lain bisa berhasil.
- Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola
penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran koparatif setiap siswa
akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan
model pembelajaran kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun
tugasnya.
3.
Tatap muka
Setiap
kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota.
4.
Komunikasi antar anggota
Keterampilan
berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajaran
tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang handal dalam waktu
sekejap. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya
pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5.
Evaluasi proses kelompok
Guru
perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dan
lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja
kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa kali siswa terlibat dalam
pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk
menyelesaikan suatu masalah.
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran
yang penting yaitu:
a) Hasil
belajar akademik
Pembelajaran
kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep yang sulit.
b) Penerimaan
terhadap perbedaan individu
Efek
penting ini adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
c)
Pengembangan ketrampilan sosial
Model pembelajaran
kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepa-da siswa keterampilan kerjasama dan
kolaborasi.
Dalam
model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak
dibedakan atas jenis kelamin, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi dalam
kelompok ini ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa
sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan
para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa
sosial yang tinggi.
Sebelum di bentuk
kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dengan suatu kelompok. Siswa
diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman
sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama menghargai
pendapat orang lain dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif
adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen.
Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan
siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan
dalam kelompok tersebut.
B.
KOMPONEN – KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN CIRC
Model
pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam Suyitno memiliki delapan komponen,
delapan komponen tersebut antara lain:
1)
Teams
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa.
2)
Plcement tes misalnya diperoleh
dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor
agar guru mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa pada bidang tertentu.
3) Student
creative melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
4)
Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya.
5) Team
scorer and team recognition yaitu memberikan skor terhadap hasil kerja
kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil
secara cemerlang dan kelompok yang di pandang kurang berhasil dalam
menyelesaikan tugas.
6) Teaching
group memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian
tugas kelompok.
7) Facts
test pelaksanaan test ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
8) Whole-class
units yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir waktu pembelajaran
dengan strategi pemecahan masalah.
C. KEGIATAN
POKOK PEMBELAJARAN CIRC
Kegiatan
pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkain
kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:
1.
Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal.
2.
Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan
masalah, termasuk penulisan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan.
3.
Saling membuat rencana penyelesaian soal pemecahan
masalah.
4.
Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara
urut.
5.
Saling merevisi dan mengedit pekerjaannya.
D. PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:
1)
Guru
menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap
pertemuan.
2)
Guru memberikan latihan soal.
3)
Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan
siswanya dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah melalui penerapan model
CIRC.
4)
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar
siswa yang heterogen.
5)
Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah
dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya pada setiap kelompok.
6)
Setiap kelompok
bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC, sedangkan guru mengawasinya.
7)
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau
hambatan kelompoknya.
8)
Ketua kelompok
harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat
mengerjakan soal pemecahan masalah.
9)
Guru bertindak sebagai fasilitator.
10)
Guru memberikan tugas/PR secara individual.
11)
Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat
duduknya.
12)
Guru mengulang secara klasikal tentang strategi
penyelesaian soal pemecahan masalah.
13) Guru
memberikan kuis.
Dalam system pembelajaran CIRC terdapat
kelebihan dan kekurangan, berikut paparan lebih lanjut:
a)
Kelebihan model
pembelajaran CIRC:
1. Siswa
dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
2.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat
orang lain.
3. Dominasi
guru dalam pembelajaran berkurang.
4. Para
siswa dapat memahami soal dan mengecek pekerjaannya.
5. Membantu
siswa yang lemah.
6.
Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam
menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah.
b)
Kekurangan model pembelajaran CIRC:
1.
Pada saat presentasi hanya siswa aktif yang tampil.
2. Saat
mengerjakan laporan di dominasi oleh Siswa yang lebih pandai.
3. Persiapan
yang perlu dilakukan yang akan menggunakan model pembelajaran koperatif cukup
rumit.
4. Pengelolaan
kelas dan pengorganisasian peserta didik lebih sulit.
E.
MANFAAT MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Berikut
merupakan manfaat model pembelajaran CIRC dalam proses pembelajaran disekolah:
1.
Dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC, siswa mendapat pengalaman baru dalam
proses pembelajaran, selain itu model pembelajaran CIRC juga mengasah daya pikir
siswa karena siswa akan dituntut lebih aktif dan selain itu juga dapat
menghemat waktu.
2.
Dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC, guru dapat dengan mudah menyampaikan
materi pelajaran, selain itu guru juga lebih kreatif dalam penyampaian materi
serta dalam memotivasi peserta didik.
3.
Dengan
menggunakan model pembelajaran CIRC, sekolah akan lebih bermutu karena
peningkatan keberhasilan dari hasil belajar siswa.
F.
EVALUASI MATERI YANG COCOK UNTUK SMP/SMA DENGAN
METODE CIRC
Beberapa
materi matematika yang cocok di gunakan model CIRC adalah pemfaktoran bentuk
aljabar, menyelesaikan bilangan (bulat, pecahan, dll). Segi empat
(persegi panjang, jajar genjang, persegi, belah ketupat, dan layang-layang).
Dalam metode ini, siswa
yang mendapat peringkat dalam kelas bukan berarti dianggap sebagai tombak
paling utama, namun semua anggota berpengaruh. Akan tetapi dalam CIRC ini,
seseorang yang mempunyai bobot lebih di bagi secara merata dalam setiap
kelompok. Agar keseimbangan dalam pengertian materinya dapat diterima dengan
sama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian
diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1)
Melalui
Cooperative learning tipe CIRC dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal cerita.
2)
Melalui
Cooperative learning tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan soal-soal cerita.
B. SARAN
Beberapa saran yang diberikan oleh
seorang guru adalah :
1)
Guru matematika
harus dapat mengemas proses pembelajaran yang menyenangkan namun tetap
menantang.
2)
Guru harus
kreatif, inovatif, dan selalu meningkatkan profesionalisnya.
3)
Salah satu
proses pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar matematika dan
meningkatkan ketrampilan siswa yaitu dengan menerapkan tipe CIRC dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, CA and Jeaning,
DL.1990,” When Experiences of failure
Promote Expectation of Succes: the Impact of attributing failure to ineffective
Strategies”.Journal of personality, vol.48,393-407.
Abdurrahman
As’ari. 2005. “Pemecahan Masalah Matematika-pembelajaran dan Asesmennya”. Makalah
disajikan dalam Seminar Pendidikan di SBI Madania Bogor.
Amin Suyitno dan
Isnaeni Rosyida.2002. “Pembelajaran RME ( Realistic Mathematies Education )
sebagai langkah inofasi pendidikan Matematika dan Implementasinya”.
Laporan Pembelajaran Dosen Muda.
Semarang : Universitas Negeri Semarang .
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama
Sekolah : SMP NEGERI 1
KARANGGENENG
Mata
Pelajaran : Matematika
Kelas /
Semester : VIII / Ganjil
Materi
Pokok : Faktorisasi
Suku Aljabar
Waktu
: 1 x 40 menit
I.
Standar Kompetensi
·
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus.
II. Kompetensi Dasar
·
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya.
III. Indikator
·
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
IV. Tujuan Pembelajaran
·
Peserta didik dapat menguraikan bentuk aljabar
ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
·
Karakter
siswa yang diharapkan :
Ø
Disiplin ( Discipline )
Ø
Rasa hormat dan perhatian ( respect)
Ø
Tekun ( diligence )
Ø Tanggung
jawab ( responsibility)
V. Materi Ajar
·
Menentukan faktor-faktor suku aljabar.
VI. Metode Pembelajaran
·
Ceramah
·
tanya
jawab
·
Diskusi
·
pemberian
tugas.
VII. Langkah-langkah
Kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan:
1.
Guru mengucapkan salam.
2. Guru
memimpin do’a.
3. Guru
menyampaikan apersepsi (tujuan pembelajaran), memotivasi peserta didik dengan
memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
|
3 menit
|
2.
|
Kegiatan
Inti:
·
Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi, guru:
1.
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian
materi oleh guru mengenai cara menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar) (Bahan: buku paket, yaitu buku
Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai menentukan faktor-faktor
suku aljabar), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi
tersebut.
2.
Peserta didik diberi latihan soal dan
mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara
menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk
aljabar).
3.
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket pada mengenai cara memfaktorkan bentuk
aljabar yang mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar selisih
kuadrat, mengenai cara memfaktorkan bentuk dan mengenai cara
memfaktorkan bentuk, jika, dan mengenai cara memfaktorkan bentuk jika .
4.
Peserta didik dilatih untuk meningkatkan keterampilan
siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model
CIRC.
5.
Peserta didik dibentuk kelompok belajar yang
heterogen.
6.
Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam
bentuk kartu masalah dan membagikannya pada setiap kelompok.
7.
Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok
CIRC, guru mengawasinya.
8.
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan
kelompoknya.
9.
Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahawa setiap
anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah
10.
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya.
11.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
12.
Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat
duduknya.
13.
Guru mengulang secara klasikal tentang strategi
penyelesaian soal pemecahan masalah.
14.
Guru memberikan kuis
·
Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
1.
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis.
2.
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif.
3.
Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar.
4.
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok.
5.
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok.
6.
Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek
Pemahaman“ dalam buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang
mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar selisih dua kuadrat,
mengenai cara memfaktorkan bentuk dan , mengenai cara memfaktorkan
bentuk , jika, dan mengenai cara memfaktorkan bentuk jika .
7.
Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali
materi mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai pengertian
koefisien, variabel, dan konstanta, cara menyelesaikan operasi bentuk
aljabar, operasi pecahan dalam bentuk aljabar. Serta cara menentukan
faktor-faktor suku aljabar.
·
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
1. Memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2.
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
3.
Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4.
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
5.
Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang
6.
Membantu menyelesaikan masalah.
|
35 menit
|
3.
|
·
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Bersama-sama
dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2.
Guru menutup pelajaran, berdo’a, dan mengucapkan
salam.
|
2 menit
|
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Ø
Alat
:
- White
Board
- Spidol
Ø
Sumber :
- Buku
paket Matematika Kelas VIII Semester satu.
- Buku
referensi lain.
IX. Penilaian
Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Instrumen/ Soal
|
|
|
Tes lisan
Tes tertulis
|
Daftar pertanyaan
Uraian
Pilihan ganda
|
Sebutkan variabel pada bentuk berikut:
Pemfaktoran dari 12 x²y – 8 xy²
adalah …
Pemfaktoran dari 4x² – 9y² adalah
…
a. ( 4x – y ) ( x + 9y )
c. ( 2x – 3y ) ( 2x + 3y )
b. ( 4x + y ) ( x – 9y )
d. ( 2x – 3y ) 2
|
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs ………
(
………………………………….. )
NIP/NIK :…………..………
|
Lamongan, 22 Oktober 2013
Guru
( ……………………………………. )
NIP/NIK :…….……….
|
LATIHAN SOAL
Pilihlah salah
satu jawaban yang paling tepat!
1.
Bentuk paling sederhana dari 5x + 3y – 2 – x + y + 2 adalah …
a.
4x + 3y c. 4x + 3y – 4
b.
4x + 4y d. 4x + 4y – 4
2.
Jumlah dari 2p + 3q – 4 dan p – 3q + 2 adalah ..
a.
2p – 2 c. 2p – 6
b.
3p – 2 d. 3p – 6
3.
Hasil pengurangan 6a2 – 12a dari 7a2 + 2a
adalah …
a.
–a2 – 14a c. a2 – 10a
b.
–a2 – 10a d. a2 + 14a
4.
Hasil dari (p – 3q)(2p – 5q) adalah …
a.
2p2 – 11pq – 15q2
b.
2p2 + 11pq – 15q2
c.
2p2 – pq – 15q2
d.
2p2 + pq – 15q2
5.
(3x + 2y)(9x2 – 6xy + 4y2) = …
a.
27x3 + 8y3 .
b.
27x3 – 8y3 .
c.
27x3 + 24xy2 – 8y3 .
d.
27x3 – 36x2y – 8y3 .
6.
Hasil dari (4p – 5q)2 adalah …
a.
16p2 – 20pq + 25q2
b.
16p2 – 20pq – 25q2
c.
16p2 – 40pq + 25q2
d.
16p2 – 40pq – 25q2
7.
Hasil dari (–2a – )2 adalah …
a.
4a2 – 4 + 1/a2 c. 4a2 + 4
+ 1/a2
b.
4a2 –4a + 1/a2 d. 4a2 – 4a +
1/a2
8.
(2a + 3)2 – (a – 4)2 = …
a.
3a2 – 7 c. 3a2 + 4a + 25
b.
3a2 + 25 d. 3a2 + 20a – 7
9.
Pemfaktoran dari 6x2y – 8xy2 adalah …
a.
2xy(3x – 4xy) c. 2xy(3x – 4y)
b.
2xy(3x – 6xy) d. 2xy(3x – 6y)
10. Pemfaktoran
dari p(x + y) – q(x + y) adalah …
a.
(x + y)(p + q) c. (x – y)(p + q)
b.
(x + y)(p – q) d. (x – y)(p – q)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar