Kamis, 13 Februari 2014

MAKALAH "PERAN FILSAFAT ILMU DALAM ILMU PENGETAHUAN"






KATA PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa dan junjungan besar Nabi Muhammad SAW, karena berkat Rahmad dan hidayahNya kita dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Peranan Filsafat Ilmu dalam Ilmu Pengetahuan" dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan makalah ini sangat kami harapkan. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna penyempurnaan makalah ini dan selanjutnya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.



Lamongan , 28 Nopember 2013


 Penyusun






DAFTAR ISI

v  Halaman Judul
v  Kata Pengantari
v  Daftar isiii
v  BAB I ( PENDAHULUAN )
Ø  A.  Latar Belakang1
Ø  B.  Rumusan Masalah1
Ø  C.  Tujuan Pembahasan2
v  BAB II ( PEMBAHASAN )
Ø  A.  Pengertian Filsafat3
Ø  B.  Pengertian Filsafat Ilmu 3
Ø  C.  Pengertian Ilmu Pengetahuan4
Ø  D.  Peranan FIlsafat Dalam Ilmu Pengetahuan5
Ø  E.   Aksiologi Merupakan Bagian dari Filsafat Ilmu6
v  BAB III ( PENUTUP )
Ø  A. Kesimpulan 8
v  Daftar Pustaka9



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan Filsafat, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.  Meskipun pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus. Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru.
Akumulasi penelaahan empiris dengan menggunakan rasionalitas yang dikemas melalui metodologi diharapkan dapat menghasilkan dan memperkuat ilmu pengetahuan menjadi semakin rasional. Akan tetapi, salah satu kelemahan dalam cara berpikir ilmiah adalah justru terletak pada penafsiran cara berpikir ilmiah sebagai cara berpikir rasional, sehingga dalam pandangan yang dangkal akan mengalami kesukaran membedakan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan yang rasional. Oleh sebab itu, hakikat berpikir rasional sebenarnya merupakan sebagian dari berpikir ilmiah sehingga kecenderungan berpikir rasional ini menyebabkan ketidakmampuan menghasilkan jawaban yang dapat dipercaya secara keilmuan melainkan berhenti pada hipotesis yang merupakan jawaban sementara.
Pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang apa arti dan tujuan hidup manusia, apa kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai manusia, atau pun pertanyaan tentang dasar pengetahuan kita, tentang metode-metode ilmu-ilmu, dan lain sebagainya, tidak mampu ditangani ilmu-ilmu pengetahuan. Padahal jawaban yang diberikan secara mendalam dapat mempengaruhi penentuan orientasi dasar kehidupan manusia. Di sinilah filsafat memainkan peranannya. peranan dan kontribusi filsafat berhadapan dengan ilmu-ilmu pengetahuan, serta bagaimana filsafat membantu masyarakat menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.       Apa Pengertian Filsafat?
2.       Apa Pengertian Filsafat ilmu?
3.       Apa Pengertian ilmu pengetahuan?
4.      .Apa Peranan Filsafat dalam ilmu pengetahuan?
5.      Apakah Pengertian Aksiolgi ?

C.     TUJUAN FILSAFAT
1.      Untuk mengetahui peranan antara filsafat Ilmu dalam ilmu pengetahuan  
2.      Untuk mengetahui manfaat mempelajari filsafat
3.      Pemenuhan sebagai tugas kelompok
                       




BAB II
PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN FILSAFAT

              filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang diartikan sebagaicinta kearifan. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis.
Menurut Merriam-Webster (dalam Soeparmo, 1984), secara harafiah filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Maksud sebenarnya adalah pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori pengetahuan.
Orang yang pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta (kosmos). Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya.
           Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran.
             Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang diperoleh menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus persoalan filsafat.

B.     PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu berubah.
          Oleh karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar tentang hakekat dari ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya ke bidang-bidang kajian lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian setiap perenungan yang mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk ke dalam kawasan filsafat.

C.     PENGERTIAN  ILMU PENGETAHUAN          
Pengertian Ilmu pengetahuan secara umum adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
1.     Karakteristik Ilmu Pengetahuan
a.       Konkrit, yaitu dapat diukur kebenarannya.
b.       Kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan.
c.        Tidak terbatas sehingga masih banyak ilmu pengetahuan yang harus digali lagi dan tidak mempunyai keterbatasan tertentu.
d.       Metodologi yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan
e.       Rasionalis
f.        Wahyu ,yaitu menggunakan wahyu sebagai sumber pengetahuan.
g.        Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama
h.       Kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan
i.        Obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi

2.   Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
      Menurut The Liang Gie (1987) ilmu pengetahuan mempunyai   5 ciri pokok yaitu :    
a.       Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
b.       Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
c.        Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
d.       Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
e.        Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.
3.     Syarat-Syarat Ilmu :
a.       Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial).
b.       Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu.
c.        Pokok permasalahan (subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji.

D.     PERANAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya.
 pada kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya terbatas. Seperti yang telah diungkapkan pada bagian pendahuluan, keterbatasan itu terletak pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Karena pembatasan itu, ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keseluruhan manusia. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat. Dalam hal inilah filsafat menjadi hal yang penting.
     ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung berkecimpung dalam usaha manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu sumbangan agar pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran. Filsafatlah yang secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di dalam filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai.
              Franz Magnis Suseno mengungkapkan dua arah filsafat dalam usaha mencari jawaban dari berbagai pertanyaan sebagai berikut: pertama, filsafat harus mengkritik jawaban-jawaban yang tidak memadai. Kedua, filsafat harus ikut mencari jawaban yang benar. Kritikan dan jawaban yang diberikan filsafat sesungguhnya berbeda dari jawaban-jawaban lain pada umumnya. Kritikan dan jawaban itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
        Dari berbagai penjelasan di atas, tampak jelas bahwa filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari.
Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari solusi masalah kehidupan.antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.

E.     AKSIOLOGI MERUPAKAN BAGIAN DARI FILSAFAT ILMU

Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and).  Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis.

Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Kattsoff: 1992). Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Berikut Kajian tentang Aksiologi :

1.      AKSIOLOGI SAIN
*        Kegunaan pengetahuan sain
§   Sebagai alat membuat eksplanasi
§   Teori sebagai alat peramal
§   Teori sebagai alat pengontro
*        Cara sain menyelesaikan masalah
§  Mengidentifikasi masalah
§  Mencari penyebab terjadiny masalah tersebut
§  Mencari cara untuk memperbaiki masalah 
2.      AKSIOLOGI FILSAFAT
*        Kegunaan pengetahuan filsafat
§  Fisafat sebagai kumpulan teori filsafat
§  Sebagai metode pemecah masalah
§  Sebagai pandangan hidup
*        Cara filsafat menyelesaikan masalah
          Filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal, secara mendalam berarti filsafat ingin mencari asal masalah, dan secara universal berarti filsafat ingin, masalah dilihat dalam hubungan seluas-luasnya
3.      AKSIOLOGI MISTIK
*        Kegunaan pengetahuan mistik
          Di kalangan para sufi biasanya pengetahuan dapat mententramkan hati mereka, pengetahuan mistik sering dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat di selesaikan oleh filsafat dan sain.
*        Cara pengetahuan mistik menyelesaikan masalah
          Pengetahuaan mistik tidak menyelesaikan masalah dengan proses inderawi dan tidak juga melalui proses rasio. Mistik ialah kegiatan spiritual tanpa penggunaan rasio, sedangkan “mistik-magis” adalah kegiatan mistik yang mengandung tujuan-tujuan untuk memperoleh sesuatu yang diingini penggunanya.
          Di kalangan para sufi biasanya pengetahuan dapat mententramkan hati mereka, pengetahuan mistik sering dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat di selesaikan oleh filsafat dan sain.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
             Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut dimana filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari.
           Antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian,sebab Filsafat tidak mengharuskan adanya data empiris seperti yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat Spekulatif.Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.Ilmu memiliki tugas melukiskan filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta itu darimana awalnya dan akan kemana akhirnya.












DAFTAR PUSTAKA


Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”, Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta p.3, 14-16.
The Liang Gie., 1999., Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Penerbit Liberty Yogyakarta, p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161.
Bahm, Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted from my Axiology; The Science Of Values; 44-49, World Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,









Tidak ada komentar:

Posting Komentar