KATA
PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah
Yang Maha Esa dan junjungan besar Nabi Muhammad SAW, karena berkat Rahmad dan
hidayahNya kita dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Peranan Filsafat Ilmu dalam
Ilmu Pengetahuan" dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan makalah
ini sangat kami harapkan. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan
dan pertimbangkan guna penyempurnaan makalah ini dan selanjutnya.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Lamongan , 28 Nopember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
v Halaman Judul
v Kata Pengantar i
v Daftar isi ii
v BAB I ( PENDAHULUAN )
Ø A. Latar
Belakang 1
Ø B.
Rumusan Masalah 1
Ø C. Tujuan Pembahasan 2
v BAB II ( PEMBAHASAN )
Ø A. Pengertian Filsafat 3
Ø
B. Pengertian
Filsafat Ilmu 3
Ø C. Pengertian
Ilmu Pengetahuan 4
Ø D. Peranan
FIlsafat Dalam Ilmu Pengetahuan 5
Ø E.
Aksiologi Merupakan Bagian dari Filsafat Ilmu 6
v
BAB III
( PENUTUP )
Ø A. Kesimpulan 8
v Daftar
Pustaka 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
perkembangan Filsafat, filsafat
tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan
bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Meskipun
pada perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini
tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus.
Dengan ciri kekhususan yang dimiliki setiap ilmu, hal ini menimbulkan
batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu. Dengan kata lain tidak ada
bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah
filsafat berusaha untuk menyatu padukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat
adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang
didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas.
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat.
Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah
apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru.
Akumulasi
penelaahan empiris dengan menggunakan rasionalitas yang dikemas melalui
metodologi diharapkan dapat menghasilkan dan memperkuat ilmu pengetahuan
menjadi semakin rasional. Akan tetapi, salah satu kelemahan dalam cara berpikir
ilmiah adalah justru terletak pada penafsiran cara berpikir ilmiah sebagai cara
berpikir rasional, sehingga dalam pandangan yang dangkal akan mengalami
kesukaran membedakan pengetahuan ilmiah dengan pengetahuan yang rasional. Oleh
sebab itu, hakikat berpikir rasional sebenarnya merupakan sebagian dari
berpikir ilmiah sehingga kecenderungan berpikir rasional ini menyebabkan
ketidakmampuan menghasilkan jawaban yang dapat dipercaya secara keilmuan
melainkan berhenti pada hipotesis yang merupakan jawaban sementara.
Pertanyaan-pertanyaan
mendasar tentang apa arti dan tujuan hidup manusia, apa kewajiban dan tanggung
jawab saya sebagai manusia, atau pun pertanyaan tentang dasar pengetahuan kita,
tentang metode-metode ilmu-ilmu, dan lain sebagainya, tidak mampu ditangani
ilmu-ilmu pengetahuan. Padahal jawaban yang diberikan secara mendalam dapat
mempengaruhi penentuan orientasi dasar kehidupan manusia. Di sinilah filsafat
memainkan peranannya.
peranan dan
kontribusi filsafat berhadapan dengan ilmu-ilmu pengetahuan, serta bagaimana
filsafat membantu masyarakat menemukan jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan fundamental yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Filsafat?
2. Apa Pengertian
Filsafat ilmu?
3. Apa Pengertian ilmu
pengetahuan?
4. .Apa Peranan
Filsafat dalam ilmu pengetahuan?
5. Apakah Pengertian Aksiolgi ?
C.
TUJUAN
FILSAFAT
1.
Untuk mengetahui peranan antara
filsafat Ilmu dalam ilmu pengetahuan
2.
Untuk mengetahui manfaat mempelajari
filsafat
3.
Pemenuhan sebagai tugas kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN FILSAFAT
filsafat
berasal dari kata Yunani “philosophia” yang diartikan sebagai “cinta kearifan”. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja,
melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan
intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan
kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis.
Menurut Merriam-Webster (dalam Soeparmo, 1984), secara
harafiah filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Maksud sebenarnya adalah
pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah
realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika,
etika, estetika dan teori pengetahuan.
Orang yang
pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497
S.M.), Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh
Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui
sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf
yang mendirikan aliran filsafat alam semesta (kosmos). Menurut aliran filsafat kosmos,
filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk mengetahui asal
mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya.
Menurut
sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang
ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang
mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan pikiran,
tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus
mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran.
Timbulnya
filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya
kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam
perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak
semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang diperoleh
menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir
tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus
persoalan filsafat.
B.
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu
merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan
ilmu.
Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat
pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa
meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan
untuk mencari pengetahuan baru. Dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori)
adalah sesuatu yang selalu berubah.
Oleh
karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar tentang hakekat dari
ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya ke bidang-bidang kajian lain
seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian setiap perenungan yang mendasar,
mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk ke dalam kawasan filsafat.
C.
PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Pengertian Ilmu pengetahuan secara umum adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
1. Karakteristik
Ilmu Pengetahuan
a. Konkrit, yaitu
dapat diukur kebenarannya.
b. Kehadiran objek
dan subjek tidak dapat dipisahkan.
c.
Tidak terbatas sehingga masih banyak
ilmu pengetahuan yang harus digali lagi dan tidak mempunyai
keterbatasan tertentu.
d. Metodologi yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan
e. Rasionalis
f.
Wahyu ,yaitu menggunakan wahyu sebagai sumber
pengetahuan.
g.
Hasil ilmu bersifat akumulatif dan
merupakan milik bersama
h. Kebenarannya
tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan
i.
Obyektif tidak bergantung pada
pemahaman secara pribadi
2. Ciri-Ciri Ilmu
Pengetahuan
Menurut
The Liang Gie (1987) ilmu pengetahuan mempunyai 5 ciri pokok
yaitu :
a. Empiris,
pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
b. Sistematis,
berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu
mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
c.
Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu
bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
d. Analitis,
pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang
terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari
bagian-bagian itu.
e.
Verifikatif, dapat diperiksa
kebenarannya oleh siapa pun juga.
3. Syarat-Syarat
Ilmu :
a.
Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang
diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia
(Biopsikososial).
b.
Ilmu mensyaratkan adanya metode
tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu.
c.
Pokok permasalahan (subject matter atau focus
of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji.
D.
PERANAN
FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam
mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup.
Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur
perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran
dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia
mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses
pencariannya.
pada kenyataannya peranan ilmu
pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya
terbatas. Seperti yang telah diungkapkan pada bagian pendahuluan, keterbatasan
itu terletak pada cara kerja ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya membatasi diri
pada tujuan atau bidang tertentu. Karena pembatasan itu, ilmu pengetahuan tidak
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang keseluruhan manusia. Untuk
mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat. Dalam hal
inilah filsafat menjadi hal yang penting.
ilmu-ilmu
pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung berkecimpung dalam usaha manusia
menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu sumbangan agar
pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran. Filsafatlah yang secara
langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di dalam
filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran dikumpulkan dan
diolah demi menemukan jawaban yang memadai.
Franz
Magnis Suseno mengungkapkan dua arah filsafat dalam usaha mencari jawaban dari
berbagai pertanyaan sebagai berikut: pertama, filsafat harus
mengkritik jawaban-jawaban yang tidak memadai. Kedua, filsafat
harus ikut mencari jawaban yang benar. Kritikan dan
jawaban yang diberikan filsafat sesungguhnya berbeda dari jawaban-jawaban lain
pada umumnya. Kritikan dan jawaban itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional.
Dari
berbagai penjelasan di atas, tampak jelas bahwa filsafat selalu mengarah pada
pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai
ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil berusaha menemukan jawaban
yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan dengan langkah-langkah
yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan
jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap
berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran
yang dicari.
Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses
berpikir selalu digunakannya untuk menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari
solusi masalah kehidupan.antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada
persamaan dan perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya
ditarik setelah melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan
Filsafat bersifat priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. Disamping
adanya perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah persamaan yaitu
sama-sama mencari kebenaran.
E.
AKSIOLOGI MERUPAKAN BAGIAN DARI FILSAFAT ILMU
Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik
dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara
dan tujuan (means and and). Aksiologi
mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis.
Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Kattsoff: 1992). Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Berikut Kajian tentang Aksiologi :
1.
AKSIOLOGI SAIN
*
Kegunaan pengetahuan sain
§
Sebagai alat membuat eksplanasi
§
Teori sebagai alat peramal
§
Teori sebagai alat pengontro
*
Cara sain menyelesaikan masalah
§
Mengidentifikasi masalah
§
Mencari penyebab terjadiny masalah tersebut
§
Mencari cara untuk memperbaiki masalah
2.
AKSIOLOGI FILSAFAT
*
Kegunaan pengetahuan filsafat
§
Fisafat sebagai kumpulan teori filsafat
§
Sebagai metode pemecah masalah
§
Sebagai pandangan hidup
*
Cara filsafat menyelesaikan masalah
Filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal, secara mendalam
berarti filsafat ingin mencari asal masalah, dan secara universal berarti
filsafat ingin, masalah dilihat dalam hubungan seluas-luasnya
3.
AKSIOLOGI MISTIK
*
Kegunaan pengetahuan mistik
Di kalangan para sufi biasanya pengetahuan dapat mententramkan hati mereka,
pengetahuan mistik sering dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat di
selesaikan oleh filsafat dan sain.
*
Cara pengetahuan mistik menyelesaikan masalah
Pengetahuaan mistik tidak menyelesaikan masalah dengan proses inderawi dan
tidak juga melalui proses rasio. Mistik ialah kegiatan spiritual tanpa
penggunaan rasio, sedangkan “mistik-magis” adalah kegiatan mistik yang
mengandung tujuan-tujuan untuk memperoleh sesuatu yang diingini penggunanya.
Di kalangan para sufi biasanya pengetahuan dapat mententramkan hati mereka,
pengetahuan mistik sering dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat di
selesaikan oleh filsafat dan sain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peranan
filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian tentang
sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai
kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut dimana
filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu dapat
dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara kritis sambil
berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus dilakukan
dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan filsafat sendiri, senantiasa
harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan masukan sebagai bahan evaluasi
demi mencapai kebenaran yang dicari.
Antara
ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan perbedaannya.Ilmu
Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah melakukan
pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat priori
kesimpulannya ditarik tanpa pengujian,sebab Filsafat tidak mengharuskan adanya
data empiris seperti yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat
Spekulatif.Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah
persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.Ilmu memiliki tugas melukiskan
filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan aktivitas ilmu digerakkan oleh
pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta sedangkan filsafat menjawab atas
pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakta itu darimana awalnya dan akan
kemana akhirnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Koento Wibisono S., 1984., “Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya
Dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan”, Fakultas Pasca
Sarjana UGM Yogyakarta p.3, 14-16.
The Liang Gie., 1999., Pengantar Filsafat Ilmu”, Cet. Ke-4, Penerbit
Liberty Yogyakarta, p.29, 31, 37, 61, 68, 85, 93, 159, 161.
Bahm, Archie, J., 1980., “What Is Science”, Reprinted from my Axiology;
The Science Of Values; 44-49, World Books, Albuquerqe, New Mexico, p.1,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar