Kamis, 13 Februari 2014

Penerapan Model Pembelajaran RME pada Materi Pelajaran Waktu








KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Realistik pada Materi Pelajaran Waktu” dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah MKPBM.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari buku, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan metode-metode pembelajaran. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas arahan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat bagi para pembaca.



                                                                        Lamongan, 28 Desember 2013
                                   
                                                                                                            
                                                                                          Penulis








DAFTAR ISI
v  Halaman Judul
v  Kata Pengantar…………………………………………………………….     i
v  Daftar isi…………………………………………………………………...    ii
v  BAB I ( PENDAHULUAN )
Ø  A.  Latar Belakang……………………………………………………    1
Ø  B.  Rumusan Masalah………………………………………………...    3 
Ø  C.  Tujuan Pembahasan………………………………………………    3 
v  BAB II ( PEMBAHASAN )
Ø  A.  Pengertian Pembelajaran Realistik……………………………….    4  
Ø  B.  Prinsip dan Karakteristik Model pembelajaran Realistik…….......    4
Ø  C.  Penerapan Pembelajaran Matematika Realistika Pada materi pela- jaran  “Waktu”……………………………………………………   6
v  BAB III ( PENUTUP )
Ø  A. Kesimpulan ……………………………………………………....    11
Ø  B. Saran …………..………………………………………………….    11
v  Daftar Pustaka………………………………………………………….….   12
v  Lampiran-lampiran



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikannya. Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang strategis di dalam pengembangan sumber daya manusia. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik perbincangan yang menarik, baik di kalangan guru, orang tua, lebih lagi di kalangan para pakar pendidikan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena setiap orang berkepentingan dan menginginkan pendidikan yang terbaik bagi siswa, anak, atau generasi penerus bangsa. Terlebih lagi, masalah pendidikan matematika selalu menjadi sorotan karena masih rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi tersebut. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika di Indonesia telah lama dilaksanakan,  namun tetap saja masih ada keluhan dan kekurangan yang di temukan dalam pelaksanaannya.
Masih banyak permasalahan yang belum dapat diselesaikan, khususnya masalah pembelajaran di kelas. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika bukan semata-mata karena materi yang sulit, tetapi juga bisa disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan.  Ratumanan (2000) menyatakan bahwa dalam pengajaran matematika guru cenderung mentransfer pengetahuan yang mereka miliki ke dalam pikiran siswa. Kebiasaan pembelajaran semacam ini menyebabkan guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, sementara siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat yang baik.  Hasilnya adalah siswa  yang kurang mandiri tidak berani mengemukakan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang gigih melakukan ujicoba dalam menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas apa yang diberikan guru semata.
             Hendaknya peran guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai fasilitator dan motivator untuk mengoptimalkan belajar siswa. Ratumanan (2000) menyarankan agar seharusnya guru berpandangan bahwa matematika merupakan proses, sehingga pengajaran matematika merupakan suatu usaha membantu siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga pengetahuan tersebut terkontruksi kembali. Dengan demikian pembelajaran matematika bukanlah suatu transfer pengetahuan, tetapi lebih menekankan bagaimana siswa membangun pemahamannya dengan membantu guru.
            Model pembelajaran hendaknya dipilih dan dirancang sedemikian sehingga lebih menekankan pada aktivitas siswa, sehingga perlu diupayakan mendesain suatu pengajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar dengan membangun pengetahuannya sendiri. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat diperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
            Model pembelajaran  Realistic Mathematics Education (RME) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat karena dengan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengkontruksi pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kegiatan pembelajaran. Ide utama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran RME adalah siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali konsep matematika.  Prinsip menemukan kembali berarti siswa diberi kesempatan menemukan sendiri konsep matematika dengan menyelesaikan berbagai soal kontekstual yang diberikan pada awal pembelajaran. Berdasarkan soal siswa membangun model dari (model of) situasi soal kemudian menyusun model matematika untuk (model for) menyelesaikan hingga mendapatkan pengetahuan formal matematika (Gravemeijer, 1994: 100). Selain itu dalam pandangan ini, matematika dipandang sebagai suatu kegiatan manusia. Oleh karena itu pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika sebagai bagian dari kegiatan manusia.
            Model pembelajaran RME telah dikembangkan di Belanda selama kurang lebih 30 tahun menunjukkan hasil yang baik. Model pembelajaran ini akan menjadi fokus dalam makalah ini.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.   Apa pengertian model pembelajaran realistik?
2.   Apa saja prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik?
3.  Apa saja langkah-langkah pembelajaran matematika realistik?
4.   Bagaimana penerapan pembelajaran matematika realistik pada materi pelajaran “waktu”?

C.    TUJUAN
1.   Mengetahui pengertian pembelajaran matematika realistik, sehingga para guru/calon guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan benar.
2.  Mengetahui prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik.
3.  Mengetahui langkah-langkah pembelajaran matematika realistik pada materi pelajaran “waktu”, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektik.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN PEMBELAJARAN REALISTIK
Realistik Matematic Education (RME) yang dalam bahasa Indonesia berarti pendidikan Matematika Realistik (PMR) dikembangkan berdasaran pemikiran Hans Freudenthal dari Belanda, yang berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani yang harus dikaitkan dengan Realitas. Gagasan ini muncul karena adanya perkembangan matematika modern di Amerika dan praktek pembelajaran matematika yang terlalu mekanistik di Belanda. Pembelajaran yang dimaksud adalah guru memberi siswa suatu rumus lalu memberi contoh cara menggunakan rumus untuk menyelesaikan soal diikuti dengan memberi soal latihan sebanyak-banyaknya tentang penggunaan rumus tersebut. Untuk pengembangan dan penerapan guru memberi soal cerita yang dapat diselesaikan dengan rumus tadi.
           Terkait dengan aktivitas matematisasi dalam belajar matematika, Freudenthal (dalam Panhuizen, 1996: 11) menyebutkan dua jenis matematisasi yaitu matematisasi horisontal dan vertikal. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa matematisasi horisontal menyangkut proses transformasi masalah nyata/sehari-hari ke dalam bentuk simbol. Sedangkan matematisasi vertikal merupakan proses yang terjadi dalam lingkup simbol matematika itu sendiri. Contoh matematisasi horisontal adalah pengidentifikasian, perumusan dan pemvisualisasian masalah dengan cara-cara yang berbeda oleh siswa. Sedangkan contoh matematisasi vertikal adalah presentasi hubungan-hubungan dalam rumus, menghaluskan dan menyesuaikan model matematika, penggunaan model-model yang berbeda, perumusan model matematika dan penggeneralisasian.

B.       PRINSIP DAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
Gravermeijer (1994:91) mengemukakan bahwa terdapat tiga prinsip kunci dalam model pemebelajaran RME yaitu:
v  Guided reinvention and progressive mathematizing. Menurut Gravemijer (1994: 90), berdasar prinsip reinvention, para siswa semestinya diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses saat matematika ditemukan. Sejarah matematika dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam merancang materi pelajaran. Selain itu prinsip reinvention dapat pula dikembangkan berdasar prosedur penyelesaian informal. Dalam hal ini strategi informal dapat dipahami untuk mengantisipasi prosedur penyelesaian formal. Untuk keperluan tersebut maka perlu ditemukan masalah kontekstual yang dapat menyediakan beragam prosedur penyelesaian serta mengindikasikan rute pembelajaran yang berangkat dari tingkat belajar matematika secara nyata ke tingkat belajar matematika secara formal (progressive mathematizing).
v  Didactical phenomenology. Prinsip ini menyajikan topik-topik matematika yang termuat dalam pembelajaran matematika realistik disajikan atas dua pertimbangan yaitu:
                                 a.     memunculkan ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam proses pembelajaran.
                                b.     Kesesuaiannya sebagai hal yang berpengaruh dalam proses progressive mathematizing.
v  Self-developed models. Dalam menyelesaikan masalah kontekstual siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri, sehingga dimungkinkan muncul berbagai model buatan siswa.

Menurut Soedjadi (2001: 3) pembelajaran matematika realistik mempunyai beberapa karakteristik dan komponen sebagai berikut:
·           The use of context (menggunakan konteks), artinya dalam pembelajaran matematika realistik lingkungan keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi belajar yang kontekstual bagi siswa.
·           Use models, bridging by vertical instrument (menggunakan model), artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model yang mengarah ke tingkat abstrak.
·           Students constribution (menggunakan kontribusi siswa), artinya pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa.
·           Interactivity, artinya aktivitas proses pembelajaran dibangun oleh interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan sebagainya.
·           Intertwining (terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya), artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga dapat memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak.

C.       PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PELAJARAN “WAKTU”
Sebagaimana yang diketahui. RME merupakan Pembelajaran yang dirancang berawal dari pemecahan masalah yang ada di sekitar siswa dan berbasis pada pengalaman yang telah dimiliki siswa, sehingga mereka dengan segera tertarik secara pribadi terhadap aktivitas matematika yang bermakna. Dalam Penerapan Pembelajaran RME terhadap materi pelajaran “waktu”, hendaknya guru menyiapkan terlebih dahulu konsep materi dan bahan-bahan yang akan di gunakan untuk  pelaksaan  model pembelajaran RME. Untuk materi yang disiapkan yaitu materi yang berbentuk soal pemecahan masalah atau problem solving yang didalamnya terdapat pelajaran tentang waktu. sedangkan  bahan  atau alat yang dipersiapkan adalah alat yang berhubungan dengan waktu, seperti pembuatan jam dinding.  Jam dinding dibuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai lagi seperti kertas kardus bekas, yang di bentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk jam dinding. Sedangkan untuk jarum penunjuk waktu hendaknya dibuat dapat diputar, hal ini bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan soal dengan mempraktekkan langsung pada jam dinding tersebut. Guru dapat meminta kepada setiap siswanya untuk membuatnya dirumah masing-masing. Berikut tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran ini:
Ø  tahap pertama, pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan siswa, Guru mengingatkan tentang konsep pola tentang materi pelajaran "waktu”  yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian guru memberikan lembaran kertas berupa soal-soal pemecahan masalah yang berkenaan dengan materi pelajaran “Waktu”  dan memanfaatkan Jam dinding  yang telah mereka buat dirumah sebagai penunjang atau pendukung pembelajarannya. Sedangkan peran Guru disini adalah sangat terbatas yakni bertugas sebagai fasilitator, dimana Guru menjelaskan soal atau masalah dengan memeberikan petunjuk/saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu yang tidak dipahami siswa. Berikut Contoh soal pemecahan masalah yang dapat di berikan:
“Yulia pulang sekolah pukul 12.30 WIB. Waktu tempuh dari sekolah ke rumahnya 35 menit. Di perjalanan, ban sepedanya kempes dan memerlukan waktu 20 menit menambal ban tersebut di bengkel. Yulia tiba di rumah pada pukul berapa?”.

Ø  Tahap kedua adalah siswa diarahkan untuk membentuk dan menggunakan model tersendiri, sedangkan media jam dinding dari kardus untuk  membantu mempermudah siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah yang telah diberikan. Pada tahap ini siswa akan secara aktif mencoba menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan waktu dengan mengaplikasikannya langsung ke jam dinding,  sehingga siswa akan mengikuti pola  kerja, intuisi, coba- salah,  dugaan, kemudian memperoleh hasil.  Pada tahap ini, guru diharapkan tidak memberi tahu  penyelesaian soal atau masalah tersebut sebelum siswa memperoleh penyelesaiannya sendiri. Pada langkah ini semua prinsip dan karakteristik PMR terpenuhi. pada umumnya hasil jawaban siswa adalah sebagai berikut:
Diketahui:  -  Waktu pulang sekolah pukul 12.30 WIB
-     Waktu tempuh Sekolah- Rumah = 35 menit
-     Waktu yang diperlukan untuk menambal ban  = 20 menit.
Ditanya:  -  Pukul berapa Yulia tiba di rumah…..?
Jawab: (dengan Bantuan Media jam dinding, siswa mencoba memecahkan masalahnya)
o   waktu pulang sekolah pukul 12.30 WIB , siswa akan memutar Jarum Jam Dinding tersebut menunjukkan pukul 12.30.



                                                                  Gambar 1: Pukul 12.30



o   Waktu tempuh dari Sekolah ke Rumah 35 Menit, siswa akan menambahkan  (waktu pulang sekolah + waktu Tempuh Sekolah ke rumah).
jadi diperoleh: 12.30 + 00.35 =  13.05, setelah itu siswa akan memutar jarum menuju arah jam 13.05.












 
                                                 Gambar 2: Pukul 13.05

o   Waktu yang di perlukan untuk menambal ban adalah 20 menit. Yulia yang seharusnya tiba pukul 13.05 ternyata di perjalanan bannya kempis dan memerlukan waktu 20 menit untuk menambal dibengkel.
Kemudian siswa akan mencoba berpikir dengan menambahan (waktu yang seharusnya di tempuh yulia saat sampai dirumah + waktu yang diperlukan untuk menambal ban).
sehingga di peroleh: 13.05 + 00.20 = 13.25 WIB. Kemudian siswa akan memutar lagi arah jarum jamnya menunjukkan pukul 13.25.



                                                                           Gambar 3: Pukul 13.25


Jadi dari tahapan penyelesaian soal diatas dapat di temukan hasil bahwa Yulia tiba di Rumah pukul 13.25 WIB.

Ø  Tahap Ketiga, siswa diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan hasil akhir dari pemecahan masalah (soal) yang telah dilakukkannya dalam kelompok kecil, setelah itu hasil dari diskusi tersebut dibandingkan pada diskusi kelas yang dipimpin oleh guru. Pada tahap ini semua siswa akan terjalin interaksi antara siswa maupun dengan guru. Pada setiap penyampaian masalah tentang materi pelajaran “waktu” ini, siswa di haruskan mempresentasikan hasil pemecahan masalahnya dengan memperagakan pada media jam dinding yang telah mereka buat. pada tahap ini melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, memberi kritik serta memberi tanggapan terhadap permasalah yang mereka pecahkan. Sedangkan, karakteristik RME tentang penggunaan ide atau kontribusi siswa terpenuhi.
Ø  Tahap keempat, pada tahap terakhir guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang konsep, definisi, teorama, prinsip matematika yang terkait  dengan masalah ‘Waktu’ yang telah mereka selesaikan. Pada tahap ini penggunakan interaksi antara guru dengan siswa sebagai salah satu karakteristik model pembelajaran RME terpenuhi.





BAB III
PENUTUP

A.      SIMPULAN
Salah satu cara untuk mencoba membuat seorang anak berminat belajar matematika adalah dengan menginformasikan kemanfaatan matematika bagi diri dan kehidupannya, karena itu mengaitkan pembelajaran matematika dengan realita dan kegiatan manusia merupakan salah satu cara untuk membuat anak tertarik belajar matematika. Pembelajaran matematika dengan mengaitkan matematika dengan realita dan kegiatan manusia ini dikenal dengan Pembelajaran Matematika Realistik atau Realistic Mathematics Education (RME). Disamping itu ada beberapa langkah dalam pembelajaran realistik yaitu memahami masalah kontekstual, menyelesaikan masalah kontekstual,membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan menarik kesimpulan.

B.       SARAN
Dalam Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) ini, tidak semua materi pelajaran dapat diterapkan menggunakan model pembelajaran ini. maka dari itu dalam memilih metode pembelajaran harus dapat disesuaikan dengan materi pelajaran yang dipilih.
Dengan metode pembelajaran realistik, diharapkan siswa mampu mengkontruksi dan menemukan sendiri pengetahuan konsep melalui bantuan guru yang bersifat terbatas dan juga dengan pembelajaran realistik ini dapat meningkatkan serta memperbaiki kualitas pembelajaran matematika.





DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta
Rineka Cipta. Anonim. 1994. Petunjuk Pelaksanaan PBM. Jakarta : Depdikbud Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Edisi Revisi Ke III.
Nurjannah, Widya Eka. 2011. Realistic Mathematics Education Sebagai Pendekatan Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika. Skripsi. Surakarta : UMS.

















LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.      Tentukan lama perjalanan dari pukul 20.00 hari Rabu sampai dengan pukul 05.30 hari Kamis!.......................................................
2.      Hadi berangkat ke sekolah pukul 05.55 dan tiba disekolah pukul 06.43. tentukan perjalanan Hadi dari rumah ke sekolah!……………………… …………………………………………………………..
3.      Dengan menggunakan sepeda motor,  pak Agung melakukan perjalanan dari Lamongan ke Bojonegoro. Ia berangkat pukul 19.12 dan lama  perjalanannya 2 jam 57 menit. Berapakah pak Agung tiba di kota Bojonegoro? ...................................................................................
4.      Tasya pergi belanja ke pasar untuk membeli buku tulis. Waktu yang dibutuhkannya melakukan perjalanan adalah 1 jam 42 menit. Jika ia tiba di rumah pada pukul 11.25, maka pada pukul berapa Tasya tiba di rumahnya?...................................................................
5.      Seorang pasien telah selesai menjalani operasi yang membutuhkan waktu 5 jam 18menit. Operasi berakhir pada pukul 15.41. pada pukul berapakah operasi itu di mulai? ……………………………………. 




 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                               :   SDN BEDINGIN II
Mata Pelajaran                  :    Matematika
Kelas/Semester                  :    V/ I
Alokasi Waktu                   :    2 x 35 Menit

A.    Standar  Kompetensi      :
1.   Mengunakan pengukuran waktu.

B.     Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu

C.    Indikator pencapaian kompetensi
o   Melakukan operasi hitung satuan waktu.
o   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu.

D.    Tujuan Pembelajaran
Ø  Psikomotor
Peserta didik dapat :
v Melakukan operasi hitung satuan waktu.
Ø  Kognitif
Dengan tanpa membuka buku siswa dapat:
v Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu.
Ø  Karakter siswa yang diharapkan :
o    Disiplin (Discipline).
o    Rasa hormat dan perhatian ( respect ).
o    Tekun ( diligence )  dan  Tanggung jawab ( responsibility ).

E.     Materi Ajar
Pengukuran Waktu
F.     Model Pembelajaran
Realistic Mathematic Education  (RME)

G.    Metode Pembelajaran        
Diskusi, demostrasi, penemuan, dan ceramah

H.    Langkah-langkah Pembelajaran           :
Langkah Kegiatan
Waktu
Ket.
v  Pendahuluan
-      Apresepsi/ Motivasi
-      Membahas masalah Jam, Apa saja yang terdapat pada jam seperti jarum jam, jarum menit, jarum detik dll.


10 Menit

v  Kegiatan Inti
§  Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Guru memberikan permasalahan konseptual seperti yang telah diajarkan sebelumnya. Guru hanya memberika petunjuk seperlunya terhadap konsep yang belum dimengerti siswa. Sedangkan siswa di tuntut memahami sendiri masalah yang diberikan.
F Guru meminta siswa menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri, berdasarkan pengetahuan awal yang telah diperoleh sebelumnya. Pengetahuan awal membantu siswa untuk menemukan strategi dan mendeskripsikan masalahnya. siswa akan mengikuti pola  kerja, intuisi, coba- salah,  dugaan, kemudian memperoleh hasil.
F Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan hasil pemecahan masalah dengan membentuk kelompok-kelompok kicil sebelum mendiskusikannya pada kelompok yang lebih besar yaitu Diskusi kelas.
F Guru memberikan kesempatan kepada  siswanya untuk menarik kesimpulan dari apa yang mereka diskusikan mengenai konsep yang terkait dengan masalah realistik.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.


50 Menit







Komponen 1 RME




Komponen 2 RME








Komponen 3 RME



Komponen 4 RME
v Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F Guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan, memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

10 Menit


I.       Alat/Bahan dan Sumber Belajar
v Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 5 .
v White board, papan tulis, spidol, kapur dan penghapus papan tulis
v Kardus Bekas, Lem, Gunting, jarum, kertas warna.

J.      Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
o  Menuliskan tan-da waktu deng- an Mengguna-kan notasi 24 jam

Tugas indi- vidu dan Kelompok



Isian  dan uraian

o  Berilah keterangan pagi, siang , sore atau malam untuk no 1 s.d 4!
o  Contoh: Pukul 13.00 = Pukul 1 Siang
o  Pukul 11.00= …………
o  Pukul 14.30 = …………
o  Pukul 18.00 = …………
o  Pukul 22.00 = …………
o  pukul 24.00 = ………….
o  Contoh: Pukul 10.00 = Pukul 22.00
o  105 Hari = ………….Minggu
o  108 Tahun = ……Abad + … …..Tahun
o  8 Jam + 55 detik = …….detik
   CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
                 
                                                                           
           Mengetahui,                                                       ........., ..............................
        Kepala Sekolah                                                    Guru Mapel Matematika


     ..................................                                                 ..................................
NIP :                                                                           NIP :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar