by : Ali mustahfid & Zumrotul
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan
hidayah-Nya kita masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makala ini yang
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MKPM (Pendidikan
Matematika).
Ucapan
terimah kasih kami sampaikan kepada semuah pihak yang telah memebantu pembuatan
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan tepat waktu.
Kami
menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penyusun makalah ini.
Akhirnya
semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan untuk kita semuah.
Hormat
kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C.
Tujuan
..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Model
Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 4
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD ......................................... 5
C. Kelebihan dan Kekurangan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD ......................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................... 10
Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11
LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar matematika efektif
apabila tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai dengan baik. Guru
harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar yang cocok,
menerapkan strategi serta menciptakan suasana yang mendukung pada
proses belajar mengajar.
Guru harus tepat dalam memilih
metode dan strategi pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi tentu akan
kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang mengerti
atau mamahami tentang materi yang disampaikan sehingga siswa menjadi
malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
Selama ini pembelajaran yang
diterapkan di sekolah adalah pembelajaran secara konvensional,
pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif
dibanding peran siswa. Sehingga dalam hal ini siswa kurang bisa mengembangkan
kreatifitasnya dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut maka perlu digunakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk
mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep-konsep yang sulit serta dapat saling mendiskusikan masalah-masalah
dengan temannya.
Model pembelajaran kooperatif yaitu
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari suku atau
ras yang berbeda jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan,
kemampuan tinggi, rendah dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang,
keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak
yang lemah akan mendapat bantuan dari yang lebih pandai dan sebaliknya,
anak yang pandai akan dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan
materi pada temannya yang kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model
pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe yang lebih sederhana
dibandingkan tipe–tipe yang lain.
Interaksi sosial yang terjadi dalam
kelompok-kelompok akan dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna.
Jadi materi pelajaran yang dipelajari siswa lebih mendalam dan meningkatkan
minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di dalam
pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah banyak terdengar keluhan
bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan penuh misteri.
Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap
matematika. Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan
bermain dengan matematika, mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk
memecahkan setiap soal-soal matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi
yang positif terhadap matematika. Masalahnya yang terjadi saat ini adalah
persepsi negatif lebih banyak dari pada persepsi positifnya
Dari pernyataan di atas guru
hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga proses
pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran
matematika, penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.
Bangun ruang merupakan salah
satu materi pokok dalam pelajaran matematika. Materi tersebut dipilih dengan
alasan bahwa konsep bangun ruang lebih khususnya limas sulit dipahami siswa.
Agar siswa ikut aktif dalam belajar matematika, maka diperlukan pendekatan
pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga
materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh siswa
tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model
pembelajaran kooperatif ?
2.
Apa
yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ?
3.
Apa
saja kelebihan dan kekurangan model pembelajran kooperatif tipe STAD ?
4.
Apa
saja langkah-langkah yang ada dalam tipe pembelajaran STAD ?
C.
Tujuan
Dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD, siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan social, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai
pendapat orng lain, dalam berkelompok.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif
dikembangkan dari teori belajar konstruktivitisme yang lahir dari Piaget dan
Vigosky . Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak . (Ratna,1988: 181 dalam
Rusman,2011:201)
Dalam model pembelajaran kooperatif
, guru yang lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan
penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi , dengan catatan siswa sendiri .
Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa , tetapi juga harus
membangun pengetahuan dalam pikirannya . Siswa mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka , ini merupakan
kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri .
Pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok
kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati,2002:25dalam Rusman,2011:203) .
Dalam sistem belajar yang kooperatif , siswa belajar bekerja sama dengan
anggota lainnya . Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab , yaitu
mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk
belajar . Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat
melakukannya seorang diri .
Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6
orang dengan struktur kelompok yang berisfat heterogen.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta
sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way
traffic comunication).
Pada pembelajaran kooperatif di
yakini bahwa keberhasilan peserta didik tercapai jika setiap anggota
kelompoknya berhasil.(Woolfolk, 1993 dalam Budiyono dkk, 2012:13)
Lima unsur esensial yang di tekankan
dalam pembelajaran kooperatif yaitu,
a) saling ketergantungan positif
b) interaksi berhadapan (face to – face
interaction)
c) tanggung jawab individu (individual
reponsibility)
d) ketrampilan sosial (social skills),
e) terjadi proses dalam kelompok (group
processing).
Model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta
di anjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
penelitian yang di lakukan Slavin (1995) dinyatakan bahwa (1) penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus
dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai
pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa
dalam berpikir kritis memecahkan masalah dan meintegrasikan pengetahuan dan
pengalaman.
B.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD merupakan suatu metode generik
tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek
tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas
dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi
kebanyakan guru meggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti
materi – materi ini.
Model ini di kembangkan oleh Robert
Slavin dan teman – temannya di Universitas John Hopkin.
Dalam STAD, siswa dibagi menjadi
kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin,
dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajarn dan siswa – siswa di dalam
kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis peseorangan tentang materi
ersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.
Nilai – nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata – rata
mereka sendiri yang diperoleh sendrinya, dan nilai – nilai itu diberi
hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa merek capai atau
seberpa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai – nilai ini
kemudian di jumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat
mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah – hadiah
yang lainnya.
Slavin
memaparkan bahwa: “gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar
saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka
harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka
harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan
norma – norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa
diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi
tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus
menguasai materi itu (tanggunggung jawab perseorangan). Para siswa mungkin
bekerja berpasangan dan mungkin bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan,
dan saling membantu satu sama lain, mereka bisa mendiskusiakan pendekatan –
pendekatan untuk memecahkan masalah itu, atau mereka bisa saling memberikan
pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari itu.
Langkah – langkah pembelajaran
kooperatif model STAD
1. Penyampaian tujuan dan motifasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4 – 5 siswa yang
memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi akademik,
gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
3. Presentase dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran
dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru
memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam
proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pernyataan atau
masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. Dijelaskan juga
tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikusai siswa, tugas dan
pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam Tim (kerja
tim)
Siswa belajar dalam kelompoknya yang
telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja
kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing – masing memberikan
kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan
bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri
terpenting dari STAD.
5. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar
melalui pmberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan
penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa
diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini
ilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada
diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas
penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan
tingkat kesulitan siswa.
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa
hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya
pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru
dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a) Menghitung skor individu
b) Menghitung Skor kelompok
Skor
kelompok dihitung dengan membuat rata – rata skor perkembangan anggota
kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan anggota kelompok
dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesusai dengan rata – rata skor
perkembangan kelompok.
c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor
kelompok
Setelah
masing – masing kelompok satu tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah
atau penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria
tertentu yang ditetapkan guru).
C.
Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kelebihan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
4) Para siswa lebih aktif bergabung
dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
5) Dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan
menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1) Membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran
kooperatif
3) Menuntut sifat tertentu dari siswa ,
misalnya sifat suka bekerja sama.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran
kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam kelompok
kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
Pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
Pada
intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Model pembelajaran tipe STAD
mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat mendorong peningkatan mutu
pendidikan.
Saran
Diharapkan
guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilan proses dan
keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan
dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Agar
pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru
membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua
konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode
atau pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan
dikembangkan.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi dan
keaktifan siswa belajar pada pokok bahasan menghitung permukaan limas.
Untuk
menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis, guru diharapkan
memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.
DAFTAR
PUSTAKA
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionaisme
Guru.Jakarta:Rajawali Pers.
Budiyono,Budi Usodo &Yemi
Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran Matematika.Surakarta:UNS
Paul M La Bounty dkk . 2011 . International
Society of Sports Nutrition position stand: meal frequency.springer.com (20
September 2012)
Irma Pujiati . 2008. Peningkatan Motivasi
dan Ketuntasan Belajar Matematika Melalui Pembelajaran KooperatifTipe
STAD . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1
Mega Irhamna. 2009 . Cooperative
Learning dengan Model STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2
Delitu. Jurnal Penelitian Kependidikan , Tahun 19, Nomor 2, Oktober 2009
Nanik Pudjowati . 2009 . Implementasi
Model STAD (Student Teams Achievement Divisions )Sebagai Upaya Peningkatan Apresiasi
HAM Pada Peserta Didik Kelas VII SMP 1. JurnalLemlit, Volume 3, Nomer 2,
Desember 2009
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata
Pelajaran : Matematika
Alokasi
waktu : 50 menit
Kelas/Semester : VIII/2
Pertemuan : 3
Sekolah : SMP
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma,
limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
Indikator :
Menggunakan rumus untuk menghitung luas
Permukaanlimas tegak.
Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat menggunakan
rumus untuk menghitung luas permukaan dan volume limas tegak, melalui
pembelajaran kooperatif learning dengan model STAD.
Karakter
siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa
hormat dan perhatian ( respect )
Tekun
( diligence )
Tanggung
jawab ( responsibility )
Topik
Menghitung luas permukaan (sisi)
limas tegak.
Metode dan Model
1.
Pendekatan/ Model : Pembelajaran kooperatif
learning/ STAD
2.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
|
1.
|
Pendahuluan
|
·
Guru
Hadir tepat waktu.
·
Guru
menyiapkan kondisi fisik siswa seperti:member salam, memimpin berdoa,
mengecek kehadiran peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
·
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
·
Guru
memberi motivasi dengan bertanya kepada siswa dengan memberi contoh bertanya
pernahkah kalian berkemah dan mendirikan tenda?. Guru memberi apersepsi dan
mengajukan pertanyaan .
|
5 menit
|
2.
|
Kegiatan
Inti
|
·
Guru
meminta peserta didik untuk mempelajari luas permukaan limas.
·
Dikelas
guru membentuk kelompok belajar yang heterogen dan mengatur tempat duduk
siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka yang terdiri
dari 4 orang dan 5 orang.(Student Teams Achievment Division)
·
Guru
memberikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok.
·
Bila ada
siswa yang tidak dapat mengerjakan LKS, teman satu kelompok bertanggung jawab
untuk menjelaskan kepada temannya yang tidak bisa.
·
Berikan
kunci jawaban LKS agar siswa dapat mengecek pekerjaan sendiri.
·
Guru
berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.
·
Guru
bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan.
·
Setelah
selesai mengerjakan LKPD secara tuntas, guru memberikan kuis kepada seluruh
siswa, para siswa tidak boleh bekerja sama dalam mengerjakan kuis, guru
langsung membahasnya.
·
Guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab benar dan kelompok yang
dapat mendapat skor tinggi.
|
35menit
|
3.
|
Penutup
|
·
Bersama-sama
peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran.
·
Melakukan
penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
·
Memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
·
Merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
|
10 menit
|
Sumber Belajar
1.
Buku Ajar Matematika SMP Kelas VIII
terbitan PT . Esis
2.
Buku Matematika konsep dan
aplikasinya BSE karangan Dewi Nuharini , SE
3.
Alat Peraga Limas
Penilaian
Teknik
: Tes tertulis
Instrumen
: Pilihan ganda
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Instrumen/Soal
|
|
Menghitung luas permukaan
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
Bagian atas sebuah tenda berbentuk
limas persegi, jika panjang sisi pada persegii 12 m dan tinggi limas 8 m.
Hitunglah kain yang dibutuhkan untuk menutup atap tenda tersebut!
|
Gresik, Oktober 2013
Tertanda
Guru Matematika
Pengajar
Bahan
Ajar
Luas Permukaan Limas
Sifat-sifat Limas :
1.
Alas limas berbentuk bangun datar
sisi lurus
2.
Sisi-sisi tegak berbentuk segitiga
(Selimut Limas)
3.
Luas permukaan (L) = Luas selimut +
Luas alas
4.
Volume = 1/3 x Luas alas x T
inggi
Gambar (Limas Segiempat)
Memperhatikan sebuah limas segiempat
E.ABCD beserta jaring-jaringnya.
Dengan demikian, luas permukaan
limas tersebut adalah sebagai berikut.
Luas
permukaan limas E.ABCD
=
luas ABCD + luas ∆ABE + luas ∆BCE + luas ∆ CDE + luas ∆ ADE
=
luas ABCD + ( luas ∆ABE + luas ∆BCE + luas ∆ CDE + luas ∆ ADE )
Jadi,Secara umum luas permukaan limas adalah
sebagai berikut.
Lembar
Kerja Siswa
(LKS)
Nama
Sekolah : SMP
Mata
Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2
A.
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat
kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya,
serta menentukan
ukurannya.
B.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C.
Indikator : Menggunakan
rumus untuk menghitung luas permukaan limas tegak.
D.
Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat menggunakan
rumus untuk menghitung luas permukaan limas tegak, melalui pembelajaran
kooperatif learning dengan model STAD.
Soal :
1. Perhatian gambar limas beraturan
disamping! Jika panjang AB = 18 cm, TE =12 cm, hitunglah :
a. Tinggi segitiga pada sisi tegak
b. Luas selimut limas
c. Luas alas limas
d.
Luas
permukaan limas
Kunci
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
Perhatian gambar limas beraturan
disamping! Jika panjang AB = 18 cm, TE =12 cm, hitunglah :
a.
Tinggi segitiga pada sisi tegak
b.
Luas selimut limas
c.
Luas alas limas
d.
Luas permukaan limas
Penyelesaian
:
Diketahui : AB = 18 cm
TE = 12 cm
Ditanya :
a.
Tinggi pada sisi tegak = TD = ?
TD2 =
TE2 + ED2
= 122 + 92
= 144 + 81
= 15
Luas segitiga TBC =
x BC x TE
=
x 18 x 15
=
9 x 15
=
135 cm2
b.
Luas selimut limas = L
∆ x L ∆ TBC
=
4 x 135
=
540 cm2
c.
Luas alas limas = luas persegi
=
AB x BC
=
18 x 18
= 334 cm2
d.
Luas permukaan limas = luas
alas + luas selimut limas
=
334 + 540
=
874
Tidak ada komentar:
Posting Komentar